<body>

posted by angel_with_dirty_face @ 3:48 PM
Tuesday, October 21, 2008
“ Mam, sepertinya untuk 2 minggu kedepan aku nginap di kantor ya,” ucapku kepada ibuku seraya mengikat tali sepatuku.
“ Apa !!,” teriak ibu menghampiriku.
“Aku nginap di kantor. Ada training 2 minggu ini. Sebenarnya trainingnya sore tapi selesainya jam 9an malam. Kalo aku pulang ke rumah lagi udah terlalu malem dan aku ga berani pulang.”
“ Bukanya kemaren udah training ?” Selidik ibuku.
“Iya, aku kira cuma sehari, tapi kata trainernya training nya kemungkinan 2 minggu dan kami masih harus bertemu dengan masyarakat di sana “.
“ Siapa aja temen kamu ? laki atau perempuan ?
” Perempuan dong , Ma. Bertiga malah. Bareng Herta dan Shirley kok, ” jawabku mulai kesal.
” Ya udah, jaga diri baik-baik. Tanjung gusta itu rawan, orang nya jahat-jahat,” nasehat ibuku.
“ Mama, kebanyakan liat berita kriminal sih di TV bawaannya parno mulu. Meski daerah Sukadono dekat penjara belum tentu semua orangnya jahat-jahat. Makanya mama jangan kebanyakan nonton berita kriminal dong. Akibatnya jadi kuatir dan berprasangka buruk terus kan,” Ucapku sambil berlalu .

Aku ngedumel sepanjang perjalanan ke kantor dan sampai detik ini aku ga abis pikir cara ibuku memperlakukanku. Di usiaku yang menjelang 30, masih saja dia memperlakukan aku sebagai anak kecil. Setiap gerak-gerik ku di pantau oleh nya. Bahkan ga jarang dia melakukan konfirmasi dengan temen-temenku untuk memastikan apakah aku bersama dengan mereka. Apakah dia melakukan semua ini karena pengen melindungi aku atau semata-mata dia tidak pernah memberi aku kepercayaan. Kalau begini terus kapan aku bisa mendapat pacar. Tingkat berbicara di telpon saja, ibuku masih suka menguping pembicaraanku, terutama kalo aku menerima pangilan telepon dari temen cowok. Dan ini adalah salah satu alasanku untuk enggan membawa temen-temen ku main ke rumah karena ibuku selalu ingin tahu . Baru sekali saja temen pria ku menelepon pasti dia sudah beranggapan pria itu pacarku.

*
Malam ini cuma ada aku,Shirley dan Herta yang masih tinggal di kantor. Ini hari ke -5 training untuk Project SED. Kami baru saja pulang dari field, tempat dimana project ini dijalankan. Ladang. Begitulah masayarakat setempat menyebut nama tempat itu. Sebeanarnya ladang yang mereka maksud adalah tanah garapan bekas perkebunan tebu milik PTPN 2. Lokasi nya berada di kelurahan kelambir Lima, kecamatan Hamparan Perak, kabupaten Deliserdang.
Shirley mulai sibuk menyiapakan makan malam buat kami betiga, Herta udah kelihatan segar sehabis mandi , sementara aku masih sibuk dengan laptopku menyiapkan laporan dan temuan yang kudapat hari ini di lapangan, sambil sesekali berdiskusi dengan Shirley.

Beruntung sekali kantorku memiliki guest room dengan fasilitas hotel. Ga cuma kamar yang komplit dengan perlengkapan mandi tapi termasuk juga fasilitas water heater yang sangat berguna buat staf yang suka lembur sampai pagi di kantor seperti kami bertiga.

Wangi telur dadar buatan Shirley membuatku semakin lapar.
Ga percuma ada Shirley di sini, dia cukup piawai dalam urusan masak memasak.Beruntung banget Yoga memiliki calon istri seperti dia.
“ Makan dulu, Na. Besok lagi di terusin reportnya. Kaya ga ada waktu lain,” ujar Shirley sambil menyiapkan piring buatku.
“ Besok gw kudu report ke Alice, Buk. Lu kan tahu dia seperti apa. Dia mana mau tahu kesulitan kita di lapangan. Yang penting dia harus terima report dari kita. Apalagi ini tanggung jawab gw,” jawabku tanpa melepaskan pandangan dari laptopku.

Aku jadi menyesal kenapa kuterima tanggung jawab ini. Aku baru sadar ternyata tangung jawab yang aku emban sekarang cukup berat. Yah sekilas mungkin kamu cukup bangga menyandang jabatan sebagai Project Cordinator. Siapa yang ga bangga mendapat posisi baru. Shayna Dorothy, Project Cordinator for SED Medan. Sebuah loncatan yang luar biasa dari seorang Junior Accountant mendapat pekerjaan tambahan sebagai Project Coordinator yang biasanya di pegang oleh Expatriate.
Aku masih anak kemaren sore di kantor ini.Belum genap tiga tahun aku bekerja di sini dan jam terbangku juga belum cukup tinggi. Tapi entah kenapa saat performance review dua bulan yang lalu dengan entengnya aku menyatakan kesedianku untuk menjadi koordinator proyek ini. Padahal aku sama sekali ga tahu apa-apa soal small economic development, micro credit, women empowerment tapi dengan modal nekat dan berpegang teguh pada prinsip nothing is impossible , impossible is nothing, akhirnya aku terima juga tawaran ini. Padahal ga ada tambahan gaji untuk tanggung jawab tambahan ini, tapi ga papa deh, itung-itung belajar.
Boleh di bilang proyek ini adalah pilot project pertama di Medan yang akan menentukan masa depanku di organisasi ini. Keberhasilan proyek ini menjadi modal utamaku untuk mengajukan beasiswa kuliah di luar negri, cita-cita yang ku impikan selama ini.

Jam dinding di ruang makan menunjukan tepat pukul 2 pagi. Luar biasa, ga pernah aku seperti ini, tetap semangat bekerja sampai dini hari. Aku beringsut ke kamar. Herta sudah tidur pulas dengan memeluk guling dan berbalutkan kaus kaki bola. Hhmm, kasian, dia ga terbiasa dengan dinginnya AC di ruangan ini, sementara Shirley sudah tertidur dengan wajah tersenyum sambil memeluk teddy bear pemberian Yoga. Mungkin dia sedang bermimpi bertemu dengan Yoga.
Aku juga sudah cukup lelah hari ini. “Sleep tight, Shayna.” Ucapku pada diri sendiri.

* *
Aku berlari-lari kecil menaiku tangga menuju ke kantorku. Sayup-sayup aku mendengar suara nyanyian dari lantai 2. Morning devotion sudah dimulai. Aku bisa bayangkan tatapan Alice yang dingin akan keterlambatanku pagi ini. Sebagai Program Director dia juga bisa berubah fungsí sebagai HR officer. Dia paling tidak suka ada staff yang terlambat tanpa alasan yang jelas. Aku memasuki ruangan tanpa ada rasa bersalah, karena aku sudah mengirimkan sms kepadanya pagi ini tentang alasan keterlambatanku.

“ Shayna, kenapa kamu terlambat pagi ini ¿,” tanyanya dengan wajah dingin.
“ Saya melakukan personal visit ke pasar pagi jam 5 pagi. Bertemu dengan community,” jawabku ga kalah dingin.
“ kenapa kamu tidak konfirmasi ke saya lewat sms,” tanyanya kembali.
“ aku sudah kirim Alice, aku juga kirim ke Cliff,” jawabku membela diri.
“ ya, Alice dia sudah konfirmasi ke saya,” sela Cliff, atasanku.

Ga lama kemudian handpone alice berbunyi, Ada pesan masuk.
Ia membukanya ,” Sorry Shayna, sms kamu baru masuk,”
Dasaaaaaaaaaaar........teriakku dalam hati.

***
“ Shyana, may I see you a minute,” pinta Alice melalui pesawat telepon.
Aku segera bergegas memasuki ruanganya. Seperti biasa wajahnya masih kelihatan dingin dan angkuh.
Yes, Alice... what can I do for you?,” tanyaku datar
: Ya Shayna, saya cuma pengen tahu progress proyek kamu . Kira-kira kapan loan disbursement bisa dilaksanakan,”
“Saya belum bisa memastikan karena menurut pengalaman di Project SED di Jakarta, diperlukan waktu 3 bulan untuk training, dan kita harus pastikan kalau community sudah benar-benar siap menerima pinjaman,”
" tapi Shayna kamu kan tahu project ini cuma 6 bulan, tidak mungkin kita training mereka selama tiga bulan, sementara kamu kan tahu budget kita sangat minim, dan berapa lagi dana yang harus kita keluarkan untuk membayar Shirley selama di Medan,”
“ Alice , mereka belum siap. Kita sudah melaksanakan training selama sepekan tapi kita semakin banyak menemukan kesulitan di lapangan. Kamu tahu mereka masih belum paham dengan konsep yang akan kita jalankan di lapangan. Mereka sudah bentuk kelompok tapi setiap hari anggota mereka keluar masuk. Motivasi mereka cuma satu untuk mendapatkan pinjaman. Mereka bahkan tidak peduli dengan training ini karena sejak awal mereka sudah berpikir kalau kita datang ke mereka untuk bagi-bagi uang, dan pola pikir ini yang harus kita ubah. You know Alice, we are not St.Claus yang bagi-bagikan uang setelah itu pergi tanpa melihat perubahan pada kehidupan mereka. Kalau kita cuma bagi-bagi uang, itu sama saja membuat mereka semakin bergantung pada pihak luar and it helps proverty to continue,”
” I totally agree with you, Shayna. Tapi kapan kita melakukan loan disbursement-nya? Kamu tahu kita harus segera kirim quarterly report ke donor. Dan proyek ini udah postpone selama 3 bulan,”
“ Alice, personal visit ke community belum selesai. Kamu tahu, ada hampir 40 orang yang harus dikunjungin tempat usahanya, dan kita harus interview mereka. That’s why Shirley selalu pergi ke field untuk menemui mereka. Ga segampang yang kamu kira. Alice,”
Well, sampai kapan mereka siap? Oke, bagaimana kalo Kamis ini ceremony-nya. Kamu coba tanyakan jadwal Country Director kita kareana saya berharap dia juga hadir di pertemuan ini. Apa kamu siap? ,”
“Please Alice, waktunya terlalu mepet. Setidaknya kita butuh 2 hari untuk analisa pinjaman mereka, belum lagi mendampingi kelompok untuk proses approval-nya. Dan kamu tahu sendiri, di lapangan cuma ada Shirley. Sementara aku dan Herta belum pernah terjun langsung ke proyek ini. Kami sama-sama belajar. Tolong kamu mengerti kondisi ini. Ngertiin kondisi saya.”
“Apa maksud kamu ?
“ Kamu tahu tanggung jawab saya bukan di SED. Tanggung jawab saya di finance, sementara saya harus bisa membagi waktu dan membuat prioritas. Situasi saya saat in sangat sulit Alice.Kamu tahu saya harus prepare untuk audit minggu depan, belum lagi pekerjaan lain di finance,” air mataku mulai keluar
“ Ok, kalau kamu maksa loan disbursementnya hari Kamis ini terserah kamu, tapi aku jamin aku ga bisa datang karena aku harus replenishment dan bayar salary staff Kamis ini. Kamu tahu kan Kamis ini akhir bulan,” tanpa pamit aku keluar dari ruangan alice.

****
Pesawat yang membawa Shirley ke jakarta baru saja lepas landas, aku merasa ada yang hilang setelah kepergiannya. Hampir 3 minggu bersamanya membuatku semakin mengenalnya, belum lagi semangatnya yang begitu tinggi untuk proyek ini. ”Proyek ini memang ga gampang,” begitu katanya tempo hari. ”awal, pertengahan, dan akhir semuanya sama berat, kamu harus tetap semangat dan ga boleh nyerah,”
Tiba- tiba badanku terasa penat dan aku merasakan kantuk yang luar biasa siang ini, aku bahkan tidak ada selera untuk makan. Ajakan alice untuk makan siang aku abaikan begitu saja. Sejak kejadian kemaren aku menghindar untuk berbicara dengannya. Mungkin dia juga sadar akan perubahan sikapku kepadanya. Biasanya kalau aku tidak beranjak dari kursi untuk bergabung dengan mereka di dining room, Alice pasti menghampiriku dan membujukku untuk makan siang, tapi kali ini beda, mungkin dia juga takut aku marah.

Aku banyak berubah akhir ini, wajahku terlihat lelah karena kurang tidur, kulitku juga semakin hitam karena hampir tingga minggu berada di field yang panas dan kering.
Aku lelah, aku pengen istirahat tapi ga mungkin banyak pekerjaan yang tertunda sejak aku terjun di project SED. Mataku mulai berkaca-kaca. Aku ga menyadari, seseorang telah berdiri di sampingku.”Shayna, kenapa kamu ga makan siang,” tanya Cliff dengan lembut. Ini pertama kali selama aku kerja dengan Cliff dia menanyakan hal sepele seperti ini. ”I lose my appetite ,” jawabku ketus. ”So my lady, apa yang harus ku lakukan biar kamu selera makan, ” tanyanya dengan sabar.
just leave me alone, ”jawabku tanpa menoleh sedikit pun ke padanya.
Cliff meninggalkan ku sendiri. Tiba-tiba aku merasa bersalah udah ngomong ketus ke dia, padahal aku tahu dia selalu baik dan perhatian kepadaku. Dia bos ku yang paling baik selama ini. Dia bahkan ga pernah marah meski aku suka buat salah, dia selalu ceria. ”Maafkan aku, Cliff..” bisikku dalam hati.

*****
Satu persatu staff di kantor mulai pulang. Cici yang pertama, karena dia selalu dijemput oleh papanya. Aku masih saja berkutat dengan narrative report yang sejak tadi siang belum kelar juga. Suasana kantor semakin sepi. Sayup-sayup aku mendengar handphone-ku berdering, namun kemudian suara itu hilang. Aku mencoba mengingat-ingat di mana terakhir kali aku meletakkannya.
Aha, ternyata di laci mejaku di bawah tumpukan buku. Segera aku raih benda mungil itu.
Ya ampun ada 5 miscall dari Cleo. Hmmm..ada apa dia menelponku sebanyak itu. Segera ku kirimkan pesan sigkat untuknya. Ga berapa lama dia menelpon aku kembali.
” Hola.... Como Esta, Senorita,” sapanya riang dengan bahasa spanyolnya yang khas.
“ Bien, Gracias,” jawabku pelan.
“ Que pasa, Aynasita, nada suara kamu lain banget hari ini,”
“ No pasa nada, Cleo.
“ Kamu lagi dimana,”
“ aku masih di kantor,” jawabku dengan tidak bersemangat".
What !!! teriaknya ,” Shayna, go home, what time is it now? Don’t kill your self. Organization wouldn’t pay you for over time”
Aku melirik jam di monitor notebook-ku. Hmm..Jam 9 tepat. Cleo benar aku harusnya pulang sejak tadi.
Aku segera merapikan barang-barangku, mematikan semua lampu dan beranjak keluar dari ruangku.
“ Selamat malam, Bu.... lembur ya,” sapa security kantor saat berpapasan dengan ku di pos security . Aku diam dan terus berjalan tanpa menghiraukannya.


Note :
Hola... Como esta = Halo, Apa kabar?
Bien, Gracias = baik, terima kasih
Que pasa nada = Ada apa denganmu
No pasa nada = Gak papa kok

posted by angel_with_dirty_face @ 2:02 PM
Tuesday, April 29, 2008
Chapter Three:
I DON’T LIKE MONDAY


“ Ayna , Bangun……….!” Teriak ibuku di pintu kamar.
Aku meraih jam weker di sampingku, hmm..sudah jam 6 ternyata. Kenapa pagi ini susah sekali rasanya untuk bangun. Ingin rasanya berbaring lebih lama lagi. Aku masih mengantuk, badanku terasa penat karena begadang sepanjang weekend dengan sahabat-sahabatku. Dengan bersusah payah aku bangkit dari tidurku, menyalakan boom box di sisi meja. Ga lama kemudian musik R & B keseneanganku mulai terdengar memenuhi seisi rumah. ” Huahhhhhhhhh.....Selamat pagi Dunia!”.

Aku harus tiba di kantor lebih awal. Pagi ini akan ada meeting dengan Finance Team, dilanjutkan meeting dengan Programme Director untuk membahas Pilot Project yang akan aku tangani bulan ini.

”Good morning, Ibu...”, sapaku ke ibu Iis, Cleaner di kantor.
“Selamat pagi , Ayna...”, jawabnya sembari meletakan segelas air di mejaku.

Aku menghempaskan pantat di kursiku yang empuk, ga berapa lama kemudia Cliff datang menghampiriku:
“Good morning, Madame...”, sapanya dengan aksen Africa yang kental.
“ Good morning Cliff....”, balasku sambil tersenyum.
“ How is your weekend?“, lanjutnya.
“ Good, thank you.”
“Lady, I ‘ve checked this document and it needs to be paid soon.” ujarnya seraya meletaknya segepok document di mejaku.

Hmm..hari ini aku ga bisa nyantai barang sejenak, banyak pembayaran yang harus aku urusin. Sepertinya aku harus buat "to do list" pagi ini untuk setiap tugas yang akan kukerjakan. Kuraih secarik stick note dari keranjang stationery di sudut mejaku. Aku mulai mendaftar satu per satu tugas hari ini:

- Meeting dengan Finance Team
- Siapin voucher
- Ke Bank ( transfer ke contractor, bayar tagihan handphone staff , bayar tagihan internet)
- Siapkan budget untuk SED Project
- Meeting dengan Programme Director
- Beli material untuk SED training
- Ke percetakan

Ga lama kemudian aku melihat pesan masuk di outlook ku. Ternyata ada tiga e-mail yang masuk di inbox ku.

From: Cliff Gumeda [mailto:cliff_gumeda@yahoo.com] Sent: Monday, September 03, 2007 9:10 AM
To: ‘Cici Widjaya’ Cc: ‘Shayna Dorothy ‘
Subject: Strategic plan & Finance policy

Dear Finance Team, Attached please find strategic plan for 2008 as well as the policy manual. Today at 9.30 we should start meeting in our office to go through the strategic plan and then we will together agree how we will finalize the financial policy document.

Best regards,
Cliff

Hmm…e-mail dari si Bos ngingatkan jadwal meeting hari ini. Aku buka kembali e-mail yang ke dua :


From: Anita Nyamweya [mailto:anita_nyamweya@yahoo.com]
Sent: Monday, September 03, 2007 9:11 AM
To: 'Shayna Dorothy’
Subject: SED Budget ?

Dear Shayna, How far with the budget for the SED training? We might need to make any purchases before then, and to complete any pending issues before training.

Thank you,
Anita Nyamweya
Programme Director


Duh ini lagi, yang satu belum kelar dia sudah nagih-nagih soal budgetnya. E-mail yang ke tiga dari siapa lagi ya ???

From: Yuli [Yulie_manis@hotmail.com]
Sent: Monday, September 03, 2007 9:12 AM
To: 'Shayna Dorothy’
Subject: Kangeeeeeeeeen......

Hi Kak, apa kabar ? Udah lama ya kita ga ketemu. Hampir dua tahun. Kapan nih ke Batam lagi ??? Kita main ke Sigapore yuuuuuk ,aku dah beberapa kail ke sana untuk urusan kantor. Pokoknya ga ribet deh, ntar aku yang jadi guide nya.

Miss you....
Yuli


Wah seru juga nih ajakan si Yuli. Udah gimana ya Yuli sekarang. Kangen juga euy dengan Batam. Dengan keponakan-keponakanku. Pasti mereka tambah lucu sekarang.

“ Shayna ………….Are you ready for the meeting?”, Si Cliff teriak dari ruanganya.
Dasar kebiasaan. Seenaknya aja teriak di kantor ini.
” I’m coming.........Bosssssssssss!!!!!!! balasku.




Akhirnya, kelar juga pekerjaan nomor 3 di dalam "to do list"-ku hari ini. Aku coret list nomor 3 dalam stick note kuning yang tadi aku tempel di layar komputerku. Dan mengaris urutan ke 2. Sekarang tinggal nunggu approval dari Cliff, and then makan siang dan ke bank. Sembari menunggu approval dari beliau, aku kerjakan dulu budget training yang di minta Anita. Untung aja Jumat kemaren aku dah check harga barang-barang yang aku butuhkan untuk training. Jadi aku sudah punya gambaran berapa total biaya untuk training minggu depan. Selesai juga neh. Hmm…ternyata biaya untuk training ga over budget kok.


Kringggggggggg…..telepon di sudut mejaku berdering. Huh, siapa lagi ini.
” Hallo..’ sapaku ketus.

“Shayna, What time will you available for the meeting?”, ujar suara di sebrang sana.
“Dia lagi, Dia lagi...”, ucapku dalam hati. Apa dia kira gua main-main di kantor ini? Ini kali ketiga dia menanyakan hal yang sama hari ini. Aku heran apa dia ga punya kerjaan lain selain nanyain hal sepele seperti ini. Jelas-jelas di e-mail udah gw jelasin kalo budget-nya akan gw kirim ke e-mail hari ini sebelum makan siang. Terus-terusan begini bisa emosi gw.
“ at 4, Anita.”, jawabku dingin.
“How about the budget for training ?”
“ I just finished it, and will send it to your e-mail.”
“ Ok,thank you.”


Meeting dengan Anita, baru aja selesai. Aku melirik ke jam dinding di runganku. “Oh My God, sudah jam 6. Sementara masih ada satu pekerjaan lagi yang belum aku selesaikan pagi ini. Jemput materi training di percetakan.

Aku mulai merapikan barang-barang di atas mejaku dan siap-siap untuk pulang. Sebelum mematikan computer aku periksa sekali lagi apakah ada e-mail penting yang masuk saat aku meeting di ruangan Anita. Ada empat e-mail yang baru masuk.

E-mail pertama dari Boss:

From: Cliff Gumede [mailto:cliff_gumede@yahoo.com]
Sent: Monday, Septmber 03, 2007 4:42 PM
To: shayna_dorothy@yahoo.com
Subject: Need to Know

Dear Shayna, I will appreciate if you can let me know the following: - Cost of insuring our Admin's vehicle for one year - Cost of registration for one year - Also the cost of servicing vehicle per month

Thanks for your help.
Cliff

Huh, kebiasaan deh si bos, giliran mau pulang baru ngasi kerjaan. E-mail ke dua dia lagi nih. Apalagi ya ?


From: Cliff Gumede [mailto:cliff_gumede@yahoo.com]
Sent: Monday, September 03, 2007 4:52 PM
To: 'Shayna Dorothy'
Subject: Balance of unpaid funds for SRP and CHAT,STARS

Dear Shayna,
Please send me an updated list that shows expenditures as of the end of August for all contracts and the remaining balance.

Cliff Gumede
Finance Director


E-mail ketiga dari Cici nih,

From: Cici Widjaya [mailto:cici_widjaya@yahoo.com]
Sent: Monday, September 03, 2007 04:50 AM
To: shayna_dorothy@yahoo.com
Subject: FW: opening bank account

Hi Shayna,

PET is going to open their bank account at Meulaboh. Below is Ana's email regarding the document/requirements needed to open an account with the bank. Please check it and complete the document to be sent to Meulaboh.

Thank you.

Regards,
Cici Widjaya
Finance & Accounting


Aku melirik ke arah jam dinding di ruanganku.Hmm..sudah jam setengah tujuh nih. Gimana mau pulang cepet kalo begini caranya.

“ Shayna…………May I see you a minute?” , Cliff memanggilku dari ruangan nya.
Pasti kerjaan lagi neh.
“Yes, please...”, jawabku menghampirinya.
“ Please help me , Madame. I need the figure of Vehicle expense for a year. We need to send the budget to donor.”, pintanya memelas.
Kalau dia udah merayu begini, siapa pun ga bisa menolak keinginannya. Aku ga pernah tega menolak keinginannya karena dia emang sangat baik, ceria, ga pernah marah, dan lumayan lucu. “Ok, I will prepare”, jawabku sembari melempar senyum yang tertahan.

Ya, Tuhan kok hari ini apes banget sih, harusnya aku dah berada di rumah nih, berbaring di kasurku yang empuk, baca chicklit favoritku sambil dengarin musik kesayangku.

Kayaknya ada satu e-mail lagi yang belum aku baca, aku baca dulu ah, siapa tahu e-mail penting.

From: Morgan Day [mailto:glider37@documentsontherun.com]
Sent: Monday, September 3 , 2007 5:00 PM
To: shayna_dorothy @ yahoo.com
Subject: $159.95 100mg x 90 pills

buy now Viagra (Sildenafil) 50mg x 30 pills US $ 3.00 Per Pill http://foxprosource.com

Huh, ternyata junk mail yang nawarin obat kuat. Kurang kerjaan banget nih orang. Aku harus cepet-cepet selesaikan tugas terakhir neh, sebelum si Boss teriak lagi.

”Taraaaaa............selesai juga”.
” Good night, guys. See you tomorrow!”, sapa ku ke Cliff dan Anita yang masih sibuk di kantor sambil berlalu pergi.
Aku sempat melirik jam dinding di loby kantor. Sudah jam delapan kurang seperempat.



Glosaary :
SED : Small Economic Development
PET : Professional Education Training
CHAT : Construction house for Acehnesse Teachers
STAR : Supporting Teachers and Reconstructing School
SRP : School Rehabilitation Project

posted by angel_with_dirty_face @ 5:18 PM
Monday, April 28, 2008
Chapter Two:
THANKS GOD IT'S FRIDAY



Kalau diadakan polling tentang hari apa yang paling disukai, pasti aku langsung menjawab hari Jumat. Yup, bukan cuma aku yang mengakui kalau hari Jumat adalah hari yang paling menyenangkan, setidaknya semua staff di kantorku mengakuinya. Secara kantorku sangat mengaplikasikan salah satu pasal dari UU Tenaga Kerja di Indonesia yang memuat maksimum jumlah jam kerja per minggu yakni 40 jam. Maka ditetapkanlah jam kerja pada hari Jumat berakhir sampai dengan jam 3 sore. Jika hari Jumat tiba, biasanya para staff yang masih lajang di kantorku mulai merencanakan acara untuk weekend besok.
Kebetulan di kantorku cuma ada 4 orang lajang, 3 Wanita dan 1 Pria. Dan aku adalah lajang termuda di antara mereka. Meskipun termuda tetep aja bentar lagi udah kepala 3. Koko-IT Officer, di kantor yang lagi PDKT dengan Cici biasanya suka ngajak kita jalan. Pagi ini sehabis Morning Devotion dia tahu-tahu udah nangkring di cubicle-ku dan memburuku dengan pertanyaan seputar jadwal weekend-ku.

“ Na, besok jalan yuk.ajak Cici sekalian lho ,” ujar Koko dengan dialek hokien-nya.
“ Boleh-boleh,” jawabku semangat. “ Solanilla…ngapain juga Sabtu-Minggu di rumah, Mending jalan ma mereka kan, refreshing.” ujarku dalam hati.
“ Kita dugem yuk, ajak Cici sekalian. Mau ga Ko?
” Wa setuju, Na. Kita makan dulu, wa yang take care deh makannya. Trus kita nonton di 21, kita pake debit card Bank gw aja, beli 2 gratis 1,lho... Pas banget tuh untuk kita ber-4. Abis nonton kita langsung ke Retro. Gimana ? ,” Koko menjelaskan rencananya dengan semangat 45.
Good idea, Ko. Oke dee gw atur ama yang lain ,”

Asyik neh bisa jalan ma mereka besok malam. Biasanya sih aku dan temen-teman kantorku punya acara rutin sekali sebulan. Hang out di cafe, nonton midnight dan berakhir di lantai disco .Kapan lagi, mumpung masih lajang. Coba kalo dah nikah mana mungkin aku ikut mereka, palingan harus tinggal di rumah ngurus anak dan suami.

Inilah salah satu keuntungan menjadi wanita lajang. Bebas pergi kemana aja dan kapan aja. Hidupku ga pernah sepi dan aku sangat menikmati statusku saat ini. Wanita lajang berusia 29 tahun, penghasilan yang lumayan (baca: jauh di atas penghasilan rata-rata wanita seusiaku yang bekerja di kota ini). Tiada hari yang lowong buatku. Senin sampai Jumat aku konsentrasi dengan rutinitas ku di kantor. Setiap weekend nongkrong di cafe-cafe terkenal bersama sahabat-sahabatku yang notabene masih lajang, nonton, ke salon dan bahkan dugem sampai pagi. Gimana mungkin aku berpikir untuk menikah sementara aku tidak pernah merasakan kesepian sama sekali. Liburan panjang setiap tahun ke kota yang belum pernah ku kunjungi, membeli apa yang aku ingini. Yah, kamu pantas mendapatkannya Ayna, karena kamu sudah bekerja keras untuk itu. Nikmatilah masa lajangmu.

Bye-bye Friska, have a nice weekend, see you on Monday ,” sayup-sayup dari cubicle-ku , aku mendengar Anita si Programme Director mengucapkan salam perpisahan. Hmm..ternyata dia juga ga sabar pengen menikmati weekend. Ku lirik jam di layar monitorku, ternyata udah jam 3.30pm. Hmm..aku harus siap-siap neh. Kayanya di Mall deket kantor lagi ada sale. Kesana dulu ah, siapa tahu ada barang bagus yang murah.

Ga berapa lama kemudian handphone ku berdering.
Jelas terbaca di layar handphone ku “Olyn calls”.

“Ayna speaking , “jawabku semangat.
“ Hai Jeung, ada acara ga sore ini ? ,”sapa sahabatku dari sana.
“ Ga ada, Nek. What’s up ?”
“ Si Irene ngajak karokean tuh, mau ikutan gak ? Sekalian running mobil barunya Febri”
Wah boleh juga tuh pikirku, toh pulang cepet di rumah juga ga tahu mau ngapain.
“ Oke dee, Jeung. Kita ketemu jam 5.15 ya di NAV. See you there

posted by angel_with_dirty_face @ 4:43 PM
Thursday, April 24, 2008
Chapter One:
GOOD PAGI SELAMAT MORNING!

”Yani minggu depan mau menikah tuh, barusan ibunya datang nganter undangan. Rut juga ga lama lagi, Nova anak Pak Dingin mau ngembah belo selambar (baca: tunangan) besok. Hari Rabu nanti Eva akan di berkati di gereja kita, dengan bule Prancis lagi....” ujar ibuku pagi ini sambil menyiapkan sarapan pagi buatku.
So what?” jawabku dalam hati. Aku ga peduli mau berapa banyak tetanggaku yang akan menikah.
This is my life! Aku bebas menentukan kapan aku akan menikah, dengan siapa aku akan menikah, pada usia berapa aku akan menikah, atau apakah aku akan menikah???

“ Kamu tunggu apa lagi ?, di daerah ini tinggal kamu yang belum menikah,” lanjut ibuku.
“ Masih banyak, kok ,” jawabku sekenanya. “ Siapa aja?” tanya ibuku.
“ Tuh Mama liat, si Rita, kak Oster, Tita, dan Evi-adiknya-Bibi-Ros, mereka bahkan lebih tua usianya dari aku”, jawabku sembari memberi deretan nama tetanggaku yang belum menikah.

“Ngapain ikutin mereka, bentar lagi usia kamu 29, kamu udah bisa memikirkan untuk berumah-tangga. Emang di kantor kamu ga ada pria lajang yang sebaya denganmu? Apa ga ada bule-bule yang se usia denganmu?”
”heehhhhhhhhhhhhhhhh....emang Mama kira gampang? Tuh Bu Indah dah mau 50 juga belum menikah,” jawabku berangsut pergi sambil menyambar handuk di kursi.

Aku bosan dengan pertanyaan yang itu-itu saja dilontarkan ibuku. Apa dia ga bosan juga menayakan hal yang sama terus.

Aku heran, apa sih hebatnya menikah?
Kenapa aku harus ikut –ikutan menikah saat semua tetangga rame-rame menikahkan anaknya bulan ini. Apakah kehidupan akan berakhir dengan pernikahan?
Begitu kamu lahir, sekolah, bekerja kemudian menikah . Apakah itu sudah menjadi pakem di kehidupan ini.
Sampai saat ini aku belum menemukan alasan yang tepat untuk menikah. Aku bahkan belum menemukan pria yang tepat untuk diajak menikah . Aku sendiri masih menikmati dunia lajangku.

Aku pernah menanyakan ke beberapa teman alasan mereka menikah. Banyak juga yang bingung menjawab. Sebagian menjawab seperti ini : ” Daripada pacaran lama-lama dan berjinah, mending menikah aja” ( jadi mereka menikah untuk sex semata, dong! ). Trus yang lain bilang begini : ” Memang harus begitu, manusia diciptakan berpasangan , dan memenuhi bumi.”

Hmm....aku ga kebayang kalau suatu saat nanti menikah.
Setiap bangun pagi menemukan orang yang sama di sampingmu, apa ga bosen ???
Pada saat kamu menikahinya karekter asli yang selama masa pacaran disembunyikan setelah menikah mulai terkuak. Kamu yang pembersih hidup se-atap dengan pria yang berantakan dan ga mau tahu dengan kerapian. Kamu yang terbiasa tidur di bawah cahaya lampu temaram harus pasrah menuruti keinginan pasanganmu yang terbiasa dengan lampu terang benderang, belum lagi suara dengkurannya setiap malam.
Huh….aku benar – benar ga siap dengan semua itu.

“Ayna………………,” teriakan ibuku menyadarkan aku dari lamunan ” Tita udah nunggu kamu di depan. Kamu ga kerja hari ini? “
“Suruh tunggu,’aku mulai bergegas memasukan barang-barangku ke dalam tas.
“Lama sekali sih, kamu!. Udah ga ngapa-ngapain tapi tetep aja terlambat ke kantor, heran deh anak gadis jaman sekarang. “ omel ibuku panjang lebar.

Aku ga peduli dengan omelannya pagi ini, dan ngeloyor pergi . Tapi sayup-sayup aku masih mendengar omelan ibuku,” Gimana mau kawin, kalo setiap pagi masih harus di bangunin”.

Akhirnya ibuku menemukan jawabnya kenapa aku belum menikah juga.



posted by angel_with_dirty_face @ 10:58 AM
Friday, July 16, 2004
Kapankah terakhir kali engkau merasa bahwa disela-sela keceriaanmu di siang hari, terdapatlah celah-celah kehampaan.. Yakni sisi-sisi lain dari tabis yang seringkali kau tutup rapat!
Mungkin kita… mereka… anda… dan saya… pernah melewati suatu masa dimana celah-celah tersebut seolah bagaikan memberontak, seakan ia merupakan suatu makhluk yang berkehendak, bertindak diluar keinginan kita sang empu.

Seberapa seringnya juga kita berusaha menampik segala perasaan itu, sembari tetap mempertahankan senyum serta tawa yang senantiasa terpampang untuk dunia, dunia tempat tinggal kita hari ini, yang jarang sekali mampu menyisihkan sedikit ruang untuk kehampaan ! Seolah perasaan hampa adalah setitik noda yang dianggap tidak patut…mencemari kesucian lembaran-lembaran "kebahagiaan" yang terlihat oleh kedua mata kita.

Tetapi kehampaan - sebuah titik jenuh saat berkecamuknya rasa ketidak-pastian, kekecewaan, susah, amarah, maupun kesedihan - akan selalu mencari, sesempit apapun jalan…menuju suatu pengakuan; Sebagaimana layaknya kita dengan mudah mengaku, berbagi, serta membanggakan kebahagiaan kepada dunia.

Sementara itu, masih berserakan di sekitar kita manusia-manusia lain yang bertutur tanpa berniat untuk mengubah dunia, melainkan hanya sekedar untuk bisa didengar oleh yang lain!

.....karena tanpa itu, akan sefana apakah jadinya kehidupan seseorang?
....sudah barang tentu yang kita inginkan dari hidup ini adalah kebahagiaan yang tak terputus, akan tetapi bagaimana kita bisa menyadari kebahagiaan, tanpa mengenal yang namanya kesedihan ?

...so here are we ladies and gentlemen let me begin

It's all about me
Shayna Dorothy, a single woman aged 20-sumthing (almost 30 actually), who is trying to survive in this hollow world
It’s all about my world, my happiness, my sadness, my sigh, my tears
It’s just my life… No doubt about it!

The people
link
Daydreamer #1: Elsanov
Daydreamer #2: Rossie
BLOGGER
FS
Facebook
the blogskins
world of art
tag board free


Free chat widget @ ShoutMix
Spit it out here

REMINISCENCE
July 2004
April 2008
October 2008


original styles
diet information

Readers number